Nama :
Kiki Andri Yani
NIM :
136828
Prodi/Angkatan : PBSI/2013 A
Mata Kuliah : Sastra
Lisan/Nusantara
Tugas : Asal-Usul Desa
ASAL- USUL WATUGALUH, DIWEK
JOMBANG DAN BEBERAPA PENINGGALANNYA
Desa
watugaluh Kecamatan Diwek terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Watugaluh Krajan,
Gendong, Nanggalan dan Jasem. Dinamakan Watugaluh Krajan karena dulunya desa ini adalah sebuah
kerajaan dan warga sering menemukan benda-benda peninggalan seperti emas dan
barang-barang kuno lainnya. Konon setiap orang yang mengambil barang tersebut,
pasti mengalami sakit bahkan sampai meninggal dunia. Menurut literatur yang
didapat, Desa Watugaluh terbentuk ketika terjadi perpindahan ibukota Mataram
Kuna dari Tamwlang ke Watugaluh (kecamatan Diwek).
Hal ini diperkuat dalam prasasti Anjukladang
859 Saka (937 Masehi) yang berbunyi kita
prasidha manraksang ranghyangta Medang I Bumi Mataram I Watugaluh. Peristiwa
ini diduga terjadi pada 10 April 937 M. Oleh karena itu, setiap tanggal 10
April diperingati hari jadi Watugaluh.Toponim “Watugaluh” tercatat dalam
beberapa prasasti keluaran Pu Sindok sebagai ibukota baru dari Kerajaan Medang
(Mataram Kuno).
Di
Desa Watugaluh sendiri memang banyak ditemukan artefak seperti gerabah dan
keramik kuno dari masa klasik. Akan tetapi toponim “Watugaluh” tidak hanya
dijumpai pada desa itu saja. Di Jombang ada wilayah lain yang juga memiliki
kemiripan dengan toponim “Watugaluh” yakni Kecamatan Megaluh. Dilihat dari
lokasinya yang berada di tepian Sungai Brantas tampaknya Megaluh lebih cocok
jika diposisikan sebagai sebuah ibu kota kerajaan.
Beberapa
peninggalan yang terdapat di Watugaluh.
1.
Batu “Mbah-Mbeh”
Batu
ini terletak di dusun Nanggalan, tepatnya di pertengahan pematangan sawah. Batu ini berbentuk persegi dan diatasnya
terdapat sebuah batu berbentuk setengah lingkaran. Konon batu ini yang
mempelopori penamaan desa Watugaluh. Batu ini dulunya berfungsi sebagai
persinggahan dan peristirahatan sementara, dan di duduki oleh Mpu Sindok
sebelum pergi ke nganjuk ketika diserang oleh AnusPati dan batu ini sebagai
penanda bahwa tempat
ini pernah disinggahi oleh Raja. Terdapat
juga hal mistis dan misteri di batu ini, yaitu diceritakan bahwa pernah
terdapat kejadian salah seorang penduduk mencoba untuk menggali batu tersebut
guna memindahkannya ke sebuah tempat. Ternyata setelah di gali lebih dalam,
batu itu semakin ke dalam semakin bertambah semakin besar, dan ditemukan sebuah
gambar wayang. Beberapa waktu setelah menggali batu itu, si penggali mengalami
lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
Antara percaya dan tidak
percaya Kejadian mistis lainnya, yaitu setiap pengendara truk yang melewati
pematangan dimana batu ini ada, dan tidak membunyikan bel/klakson, selalu
terperosok ke sungai kecil disamping sawah. Mitosnya, tujuan membunyikan
klakson itu adalah untuk meminta izin/ permisi.Namun hal itu bisa dijadikan
pelajaran dan mempertebal keimanan kita karena pada dasarnya hidup kita dan
hidup makhluk halus sebenarnya berdampingan.
2. Sumur
“Upas”
Peninggalan
yang kedua di desa Watugaluh yaitu berbentuk sumur. Dan sumur ini dinamakan
Sumur Upas karena menurut cerita air sumur ini bisa menyembuhkan segala
penyakit. Namun karena tidak terawat sumur ini sekarang kering dan sebagian
tertutup. Letak Sumur ini sekarang berada di sawah. Dulu sumur ini dianggap
mistis tetapi setelah berkembangnya zaman dan seringkali banyak dikunjungi
orang yang akan pergi ke sawah, maka suasana mistis itu pun hilang. Konon di
sekitar sumur banyak terdapat rumah-rumah pada zaman kerajaan. Dan sumur ini sebagai
sumber mata air pada zaman kerajaan.
3. Lumpang
Peninggalan ketiga adalah
berbentuk lumpang. Biasanya lumpang berfungsi untuk menumbuk padi. Diceritakan
bahwa dulu pernah ada yang memindahkan lumpang ini ke museum mojokerto untuk
dirawat disana namun tiba-tiba lumpang ini kembali ke tempat asal dengan
sendirinya dan tidak dapat dipindahkan. Letak lumpang ini terdapat di watugaluh
timur. Dan hal mistis dari lumpang ini adalah setiap lumpang ditutup dengan
kain Jarik, pasti ada orang yang sakit. Peninggalan
lainnya berbentuk payung dan sebuah arca yang menggendong bayi, tapi keduanya
dibawa ke Mojokerto dan diletakkan disana untuk dirawat , dan dijadikan bukti
sejarah.
TRASKIP WAWANCARA KE 1
BIODATA
NARASUMBER KE 1
Nama
: Fitria Anggarda
Tempat,tanggal
lahir : Jombang,29 Desember 1970
Alamat :
Dsn.Jasem.Ds.Watugaluh.Kec.Diwek.Kab.Jombang.
Jenis
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pewawancara :Assalamu’alaikum
Narasumber : Wa’alaikum salam,ada yang bisa saya
bantu?
Pewawancara : Sebelumnya mohon maaf sudah mengganggu,saya
ingin bertanya-tanya tentang sejarah desa Watugaluh.Ada berapa dusun yang
terdapt di desa Watugaluh?
Narasumber : Desa Watugaluh ini terdapat empat dusun
yaitu dusun Watugaluh Krajan, Gendong, Nanggalan dan Jasem.
Pewawancara : Dari ke empat dusun ada nama dusun Watugaluh
Krajan.Kenapa dusun tersebut dinamakan Watugaluh Krajan ?
Narasumber : Dusun tersebut dinamakan Watugaluh Krajan karena dulunya desa ini adalah sebuah
kerajaan dan warga sering menemukan benda-benda peninggalan seperti emas dan
barang-barang kuno lainnya. Konon setiap orang yang mengambil barang tersebut,
pasti mengalami sakit bahkan sampai meninggal dunia. Menurut literatur yang
didapat, Desa Watugaluh terbentuk ketika terjadi perpindahan ibukota Mataram
Kuna dari Tamwlang ke Watugaluh (kecamatan Diwek).
Pewawancara :: Apakah ada peninggalan yang bisa di jadikan
sebuah bukti dari kejadian tersebut.
Narasumber : iya ada,kejadian tersebut di buktikan
adanya sebuah prasasti yang dinamakan prasasti Anjukladang 859
Saka (937 Masehi).
Pewawancara : Apa bunyi prasasti Anjukladang tersebut ?
Narasumber : Prasasti itu berbunyi kita prasidha
manraksang ranghyangta Medang I Bumi Mataram I Watugaluh. Peristiwa ini diduga
terjadi pada 10 April 937 M. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 April
diperingati hari jadi Watugaluh.Toponim “Watugaluh” tercatat dalam beberapa
prasasti keluaran Pu Sindok sebagai ibukota baru dari Kerajaan Medang (Mataram
Kuno).
Pewawancara : Apakah ada benda-benda kuno yang di temukan
di desa ini ?
Narasumber : Di desa ini banyak ditemukan benda-benda
seperti gerabah dan keramik kuno dari masa klasik.
Pewawancara :Apakah asal-usul desa ini hanya di jumpai di
desa ini saja?Apakah tidak ada desa lain yang mempunyai kesamaan?
Narasumber : asal-usul desa Watugaluh tidak hanya
dijumpai pada desa itu saja. Di Jombang ada wilayah lain yang juga memiliki
kemiripan dengan toponim “Watugaluh” yakni Kecamatan Megaluh. Dilihat dari
lokasinya yang berada di tepian Sungai Brantas tampaknya Megaluh lebih cocok
jika diposisikan sebagai sebuah ibu kota kerajaan.
Pewawancara : ya, sudah banyak sekali informasi yang saya
dapatkan mengenai asal-usul desaWatugaluh.Terimakasih.Wassalamu’alaikum
Narasumber : Wa’alaikum salam.
TRASKIP WAWANCARA KE 2
BIODATA
NARASUMBER KE 2
Nama
: Siti Maisaroh
Tempat,tanggal lahir : Jombang,
Jombang,3 April 1972
Alamat : Dsn.Nanggalan.Ds.Watugaluh.Kec.Diwek.Kab.Jombang.
Jenis
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pewawancara :Assalamu’alaikum
Narasumber : Wa’alaikum salam,ada yang bisa saya
bantu?
Pewawancara : Sebelumnya mohon maaf sudah mengganggu,kemarin
saya bertanya-tanya tentang desa Watugaluh pada salah satu masyarakat dusun
Jasem.Disini saya hanya ingin bertanya tentang peninggalan yang terdapat di
desa Watugaluh ini.
Pewawancara : Apa saja peninggalan yang terdapat di desa
ini ?
Narasumber : Beberapa peninggalan yang terdapat di
Watugaluh yaitu Batu “Mbah-Mbeh”,Sumur “Upas”,dan Lumpang.
Pewawancara : Dimana letak Batu “Mbah-Mbeh” itu ?
Narasumber : Batu ini terletak di dusun Nanggalan,
tepatnya di pertengahan pematangan sawah.
Pewawancara : Bagaimana bentuk batu itu ?
Narasumber : Batu ini berbentuk persegi dan diatasnya
terdapat sebuah batu berbentuk setengah lingkaran.
Pewawancara : Apakah ada hubungan asal-usul Watugaluh
dengan batu ini ?Jika ada bagaimana hubunganya ?
Narasumber : Iya ada,konon batu ini yang mempelopori
penamaan desa Watugaluh. Batu ini dulunya berfungsi sebagai persinggahan dan
peristirahatan sementara, dan di duduki oleh Mpu Sindok sebelum pergi ke
nganjuk ketika diserang oleh AnusPati dan batu ini sebagai penanda bahwa tempat
ini pernah disinggahi oleh Raja.
Pewawancara : Apakah ada cerita mistis yang
berhubungan dengan batu itu ?
Narasumber :ya ada hal mistis dan misteri di batu ini,
yaitu diceritakan bahwa pernah terdapat kejadian salah seorang penduduk mencoba
untuk menggali batu tersebut guna memindahkannya ke sebuah tempat. Ternyata
setelah di gali lebih dalam, batu itu semakin ke dalam semakin bertambah
semakin besar, dan ditemukan sebuah gambar wayang. Beberapa waktu setelah
menggali batu itu, si penggali mengalami lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
Pewawancara : Apakah Cuma itu saja cerita mistis dari batu
itu ?
Narasumber : Selain itu ada juga hal mistis lainya.
Antara percaya dan tidak percaya Kejadian mistis lainnya, yaitu setiap
pengendara truk yang melewati pematangan dimana batu ini ada, dan tidak
membunyikan bel/klakson, selalu terperosok ke sungai kecil disamping sawah.
Mitosnya, tujuan membunyikan klakson itu adalah untuk meminta izin/
permisi.Namun hal itu bisa dijadikan pelajaran dan mempertebal keimanan kita
karena pada dasarnya hidup kita dan hidup makhluk halus sebenarnya
berdampingan.
Pewawancara : Peninggalan kedua di desa Watugaluh yaitu
sumur “upas".Bagaimana asal-usul sumur “upas” itu ?
Narasumber : Peninggalan yang kedua di desa Watugaluh
yaitu berbentuk sumur. Dan sumur ini dinamakan Sumur Upas karena menurut cerita
air sumur ini bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun karena tidak terawat
sumur ini sekarang kering dan sebagian tertutup.
Pewawancara : Dimana letak sumur “upas” itu ? Apakah sumur
ini juga dianggap mistis ?
Narasumber : Letak Sumur ini sekarang berada di sawah.
Dulu sumur ini dianggap mistis tetapi setelah berkembangnya zaman dan
seringkali banyak dikunjungi orang yang akan pergi ke sawah, maka suasana
mistis itu pun hilang. Konon di sekitar sumur banyak terdapat rumah-rumah pada
zaman kerajaan. Dan sumur ini sebagai sumber mata air pada zaman kerajaan.
Pewawancara : Peninggalan yang ketiga yaitu
Lumpang.Bagaimana cerita dari lumpang itu,sehingga masyarakat Watugaluh
menjadikan benda peninggalan ?
Narasumber : Peninggalan ketiga adalah berbentuk
lumpang. Biasanya lumpang berfungsi untuk menumbuk padi. Diceritakan bahwa dulu
pernah ada yang memindahkan lumpang ini ke museum mojokerto untuk dirawat
disana namun tiba-tiba lumpang ini kembali ke tempat asal dengan sendirinya dan
tidak dapat dipindahkan. Letak lumpang ini terdapat di watugaluh timur. Dan hal
mistis dari lumpang ini adalah setiap lumpang ditutup dengan kain Jarik, pasti
ada orang yang sakit. Peninggalan lainnya berbentuk payung dan sebuah arca yang
menggendong bayi, tapi keduanya dibawa ke Mojokerto dan diletakkan disana untuk
dirawat, dan dijadikan bukti sejarah.
Pewawancara :ya sudah banyak sekali informasi mengenai
peninggalan yang terdapat di desa Watugaluh yang sudah diberikan kepada saya.Terimakasih.
Narasumber : ya,sama-sama.