Senin, 18 Januari 2016

KIKI ANDRI YANI_136828_2013A_ASAL- USUL WATUGALUH, DIWEK JOMBANG DAN BEBERAPA PENINGGALANNYA



Nama                          : Kiki Andri Yani
NIM                            : 136828
Prodi/Angkatan         : PBSI/2013 A
Mata Kuliah              : Sastra Lisan/Nusantara
Tugas                          : Asal-Usul Desa


ASAL- USUL WATUGALUH, DIWEK JOMBANG DAN BEBERAPA PENINGGALANNYA


Desa watugaluh Kecamatan Diwek terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Watugaluh Krajan, Gendong, Nanggalan dan Jasem. Dinamakan Watugaluh  Krajan karena dulunya desa ini adalah sebuah kerajaan dan warga sering menemukan benda-benda peninggalan seperti emas dan barang-barang kuno lainnya. Konon setiap orang yang mengambil barang tersebut, pasti mengalami sakit bahkan sampai meninggal dunia. Menurut literatur yang didapat, Desa Watugaluh terbentuk ketika terjadi perpindahan ibukota Mataram Kuna dari Tamwlang ke Watugaluh (kecamatan Diwek).


Hal ini diperkuat dalam prasasti Anjukladang 859 Saka (937 Masehi) yang berbunyi kita prasidha manraksang ranghyangta Medang I Bumi Mataram I Watugaluh. Peristiwa ini diduga terjadi pada 10 April 937 M. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 April diperingati hari jadi Watugaluh.Toponim “Watugaluh” tercatat dalam beberapa prasasti keluaran Pu Sindok sebagai ibukota baru dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno).
Di Desa Watugaluh sendiri memang banyak ditemukan artefak seperti gerabah dan keramik kuno dari masa klasik. Akan tetapi toponim “Watugaluh” tidak hanya dijumpai pada desa itu saja. Di Jombang ada wilayah lain yang juga memiliki kemiripan dengan toponim “Watugaluh” yakni Kecamatan Megaluh. Dilihat dari lokasinya yang berada di tepian Sungai Brantas tampaknya Megaluh lebih cocok jika diposisikan sebagai sebuah ibu kota kerajaan.

Beberapa peninggalan yang terdapat di Watugaluh.
1. Batu “Mbah-Mbeh”
Batu ini terletak di dusun Nanggalan, tepatnya di pertengahan pematangan sawah.  Batu ini berbentuk persegi dan diatasnya terdapat sebuah batu berbentuk setengah lingkaran. Konon batu ini yang mempelopori penamaan desa Watugaluh. Batu ini dulunya berfungsi sebagai persinggahan dan peristirahatan sementara, dan di duduki oleh Mpu Sindok sebelum pergi ke nganjuk ketika diserang oleh AnusPati dan batu ini sebagai penanda bahwa tempat ini pernah disinggahi oleh Raja. Terdapat juga hal mistis dan misteri di batu ini, yaitu diceritakan bahwa pernah terdapat kejadian salah seorang penduduk mencoba untuk menggali batu tersebut guna memindahkannya ke sebuah tempat. Ternyata setelah di gali lebih dalam, batu itu semakin ke dalam semakin bertambah semakin besar, dan ditemukan sebuah gambar wayang. Beberapa waktu setelah menggali batu itu, si penggali mengalami lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
          Antara percaya dan tidak percaya Kejadian mistis lainnya, yaitu setiap pengendara truk yang melewati pematangan dimana batu ini ada, dan tidak membunyikan bel/klakson, selalu terperosok ke sungai kecil disamping sawah. Mitosnya, tujuan membunyikan klakson itu adalah untuk meminta izin/ permisi.Namun hal itu bisa dijadikan pelajaran dan mempertebal keimanan kita karena pada dasarnya hidup kita dan hidup makhluk halus sebenarnya berdampingan.

2. Sumur “Upas”
Peninggalan yang kedua di desa Watugaluh yaitu berbentuk sumur. Dan sumur ini dinamakan Sumur Upas karena menurut cerita air sumur ini bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun karena tidak terawat sumur ini sekarang kering dan sebagian tertutup. Letak Sumur ini sekarang berada di sawah. Dulu sumur ini dianggap mistis tetapi setelah berkembangnya zaman dan seringkali banyak dikunjungi orang yang akan pergi ke sawah, maka suasana mistis itu pun hilang. Konon di sekitar sumur banyak terdapat rumah-rumah pada zaman kerajaan. Dan sumur ini sebagai sumber mata air pada zaman kerajaan.

3. Lumpang
Peninggalan ketiga adalah berbentuk lumpang. Biasanya lumpang berfungsi untuk menumbuk padi. Diceritakan bahwa dulu pernah ada yang memindahkan lumpang ini ke museum mojokerto untuk dirawat disana namun tiba-tiba lumpang ini kembali ke tempat asal dengan sendirinya dan tidak dapat dipindahkan. Letak lumpang ini terdapat di watugaluh timur. Dan hal mistis dari lumpang ini adalah setiap lumpang ditutup dengan kain Jarik, pasti ada orang yang sakit. Peninggalan lainnya berbentuk payung dan sebuah arca yang menggendong bayi, tapi keduanya dibawa ke Mojokerto dan diletakkan disana untuk dirawat , dan dijadikan bukti sejarah.



TRASKIP WAWANCARA KE 1

BIODATA NARASUMBER KE 1
                                                
Nama                          : Fitria Anggarda
Tempat,tanggal lahir : Jombang,29 Desember 1970
Alamat                        : Dsn.Jasem.Ds.Watugaluh.Kec.Diwek.Kab.Jombang.
Jenis Kelamin             : Perempuan
Agama                        : Islam


Pewawancara  :Assalamu’alaikum
Narasumber     : Wa’alaikum salam,ada yang bisa saya bantu?
Pewawancara  : Sebelumnya mohon maaf sudah mengganggu,saya ingin bertanya-tanya tentang sejarah desa Watugaluh.Ada berapa dusun yang terdapt di desa Watugaluh?
Narasumber     : Desa Watugaluh ini terdapat empat dusun yaitu dusun Watugaluh Krajan, Gendong, Nanggalan dan Jasem.
Pewawancara  : Dari ke empat dusun ada nama dusun Watugaluh Krajan.Kenapa dusun tersebut dinamakan Watugaluh Krajan ?
Narasumber     : Dusun tersebut dinamakan Watugaluh  Krajan karena dulunya desa ini adalah sebuah kerajaan dan warga sering menemukan benda-benda peninggalan seperti emas dan barang-barang kuno lainnya. Konon setiap orang yang mengambil barang tersebut, pasti mengalami sakit bahkan sampai meninggal dunia. Menurut literatur yang didapat, Desa Watugaluh terbentuk ketika terjadi perpindahan ibukota Mataram Kuna dari Tamwlang ke Watugaluh (kecamatan Diwek).
Pewawancara  :: Apakah ada peninggalan yang bisa di jadikan sebuah bukti dari kejadian tersebut.
Narasumber     : iya ada,kejadian tersebut di buktikan adanya sebuah prasasti yang dinamakan prasasti Anjukladang 859 Saka (937 Masehi).
Pewawancara  : Apa bunyi prasasti Anjukladang tersebut ?
Narasumber     : Prasasti itu berbunyi kita prasidha manraksang ranghyangta Medang I Bumi Mataram I Watugaluh. Peristiwa ini diduga terjadi pada 10 April 937 M. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 April diperingati hari jadi Watugaluh.Toponim “Watugaluh” tercatat dalam beberapa prasasti keluaran Pu Sindok sebagai ibukota baru dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno).
Pewawancara  : Apakah ada benda-benda kuno yang di temukan di desa ini ?
Narasumber     : Di desa ini banyak ditemukan benda-benda seperti gerabah dan keramik kuno dari masa klasik.
Pewawancara  :Apakah asal-usul desa ini hanya di jumpai di desa ini saja?Apakah tidak ada desa lain yang mempunyai kesamaan?
Narasumber     : asal-usul desa Watugaluh tidak hanya dijumpai pada desa itu saja. Di Jombang ada wilayah lain yang juga memiliki kemiripan dengan toponim “Watugaluh” yakni Kecamatan Megaluh. Dilihat dari lokasinya yang berada di tepian Sungai Brantas tampaknya Megaluh lebih cocok jika diposisikan sebagai sebuah ibu kota kerajaan.
Pewawancara  : ya, sudah banyak sekali informasi yang saya dapatkan mengenai asal-usul desaWatugaluh.Terimakasih.Wassalamu’alaikum
Narasumber     : Wa’alaikum salam.
                                                    


TRASKIP WAWANCARA KE 2

BIODATA NARASUMBER KE 2
                                                
Nama                          : Siti Maisaroh
Tempat,tanggal lahir : Jombang, Jombang,3 April 1972
 Alamat                       : Dsn.Nanggalan.Ds.Watugaluh.Kec.Diwek.Kab.Jombang.
Jenis Kelamin             : Perempuan
Agama                        : Islam


Pewawancara  :Assalamu’alaikum
Narasumber     : Wa’alaikum salam,ada yang bisa saya bantu?
Pewawancara  : Sebelumnya mohon maaf sudah mengganggu,kemarin saya bertanya-tanya tentang desa Watugaluh pada salah satu masyarakat dusun Jasem.Disini saya hanya ingin bertanya tentang peninggalan yang terdapat di desa Watugaluh ini.
Pewawancara  : Apa saja peninggalan yang terdapat di desa ini ?
Narasumber     : Beberapa peninggalan yang terdapat di Watugaluh yaitu Batu “Mbah-Mbeh”,Sumur “Upas”,dan Lumpang.
Pewawancara  : Dimana letak Batu “Mbah-Mbeh” itu ?
Narasumber     : Batu ini terletak di dusun Nanggalan, tepatnya di pertengahan pematangan sawah. 
Pewawancara  : Bagaimana bentuk batu itu ?
Narasumber     : Batu ini berbentuk persegi dan diatasnya terdapat sebuah batu berbentuk setengah lingkaran.
Pewawancara  : Apakah ada hubungan asal-usul Watugaluh dengan batu ini ?Jika ada bagaimana hubunganya ?
Narasumber     : Iya ada,konon batu ini yang mempelopori penamaan desa Watugaluh. Batu ini dulunya berfungsi sebagai persinggahan dan peristirahatan sementara, dan di duduki oleh Mpu Sindok sebelum pergi ke nganjuk ketika diserang oleh AnusPati dan batu ini sebagai penanda bahwa tempat ini pernah disinggahi oleh Raja.
Pewawancara  : Apakah ada cerita mistis yang berhubungan dengan batu itu ?
Narasumber     :ya ada hal mistis dan misteri di batu ini, yaitu diceritakan bahwa pernah terdapat kejadian salah seorang penduduk mencoba untuk menggali batu tersebut guna memindahkannya ke sebuah tempat. Ternyata setelah di gali lebih dalam, batu itu semakin ke dalam semakin bertambah semakin besar, dan ditemukan sebuah gambar wayang. Beberapa waktu setelah menggali batu itu, si penggali mengalami lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
Pewawancara  : Apakah Cuma itu saja cerita mistis dari batu itu ?
Narasumber     : Selain itu ada juga hal mistis lainya. Antara percaya dan tidak percaya Kejadian mistis lainnya, yaitu setiap pengendara truk yang melewati pematangan dimana batu ini ada, dan tidak membunyikan bel/klakson, selalu terperosok ke sungai kecil disamping sawah. Mitosnya, tujuan membunyikan klakson itu adalah untuk meminta izin/ permisi.Namun hal itu bisa dijadikan pelajaran dan mempertebal keimanan kita karena pada dasarnya hidup kita dan hidup makhluk halus sebenarnya berdampingan.
Pewawancara  : Peninggalan kedua di desa Watugaluh yaitu sumur “upas".Bagaimana asal-usul sumur “upas” itu ?
Narasumber     : Peninggalan yang kedua di desa Watugaluh yaitu berbentuk sumur. Dan sumur ini dinamakan Sumur Upas karena menurut cerita air sumur ini bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun karena tidak terawat sumur ini sekarang kering dan sebagian tertutup.
Pewawancara  : Dimana letak sumur “upas” itu ? Apakah sumur ini juga dianggap mistis ?
Narasumber     : Letak Sumur ini sekarang berada di sawah. Dulu sumur ini dianggap mistis tetapi setelah berkembangnya zaman dan seringkali banyak dikunjungi orang yang akan pergi ke sawah, maka suasana mistis itu pun hilang. Konon di sekitar sumur banyak terdapat rumah-rumah pada zaman kerajaan. Dan sumur ini sebagai sumber mata air pada zaman kerajaan.
Pewawancara  : Peninggalan yang ketiga yaitu Lumpang.Bagaimana cerita dari lumpang itu,sehingga masyarakat Watugaluh menjadikan benda peninggalan ?
Narasumber     : Peninggalan ketiga adalah berbentuk lumpang. Biasanya lumpang berfungsi untuk menumbuk padi. Diceritakan bahwa dulu pernah ada yang memindahkan lumpang ini ke museum mojokerto untuk dirawat disana namun tiba-tiba lumpang ini kembali ke tempat asal dengan sendirinya dan tidak dapat dipindahkan. Letak lumpang ini terdapat di watugaluh timur. Dan hal mistis dari lumpang ini adalah setiap lumpang ditutup dengan kain Jarik, pasti ada orang yang sakit. Peninggalan lainnya berbentuk payung dan sebuah arca yang menggendong bayi, tapi keduanya dibawa ke Mojokerto dan diletakkan disana untuk dirawat, dan dijadikan bukti sejarah.
Pewawancara  :ya sudah banyak sekali informasi mengenai peninggalan yang terdapat di desa Watugaluh yang sudah diberikan  kepada saya.Terimakasih.
Narasumber     : ya,sama-sama.