Senin, 30 Juni 2014

RESUM BENTUK-BENTUK TULISAN

RESUM BENTUK-BENTUK TULISAN


A. Paragraf  Argumentatif
a. Pengertian Paragraf Argumentatif
Melalui argumentasi, penulis dapat mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. (Keraf ,2007:3).
Dasar yang perlu diperhatikan sebagai tolak argumentasi adalah :
1. Pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang subyek yang akan dikemukakannya , sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya. (Keraf, 2007:108).
2. Pengarang bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri(Keraf, 2007:102).
Selain dua prinsip dasar di atas, ada tiga prinsip lain yang harus diperhatikan oleh penulis sebelum membuat tulisan argumentatif. Ketiga prinsip tamnbahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penulis argumentatif harus berusaha mengemukakan pokok persoalannya dengan jelas.
2. Penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang diperlukan untuk memperkuat tujuan-tujuan yang mencakup persoalan yang akan dibahas.
3. Tulisan argumentatif harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan dalam penyampaian sebuah masalah.
Persoalan-persoalan dalam tulisan argumentatif dibatasi oleh :
1. Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap atau keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
2. Penulisan argumentasi harus menghindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu.
3. Tulisan argumentasi harus mampu menghilangkan ketidak-sepakatan, karena tujuan penulisan paragraf argumentasi adalah  menghilangkan ketidaksepakatan itu.
4. Jika ada ketidaksepakatan, penulis harus mampu menghilangkan ke
tidaksepakatan itu(Keraf, 2007:104).
b. Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
1. Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3. Dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
4. Ditutup dengan kesimpulan.
c. Bentuk-Bentuk Penulisan Paragraf Argumentatif.
1. Pola sebab-akibat.
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.
2. Pola akibat-sebab
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
B. Paragraf  Persuasif
a. Pengertian Paragraf Persuasif
Menurat Keraf (2007:121-124) Dasar-dasar persuasi dalam bukunya Rhetorica, aristoteles mengemukakan tiga syarat,antara lain :
1. Watak dan kredibilitas
Watak dan seluruh kepribadian penulis dapat diketahui dari seluruh karangannya. Daya yang dipakai, pilihan kata, struktur kalimat, tema, dan sebagainya merupakan keseluruhan atau totalitas penulis.

2. Kemampuan mengendalikan emosi
Kemampuan tersebut, sekaligus juga merupakan aspek perbedaan yang lain antara argumentasi dan persuasi. Persuasi diarahkan kepada pengendalian emosi .
3. Bukti-bukti
Kesanggupan untuk menyodorkan bukti-bukti (evidensi) penulisan bahasa argumentasi maupun persuasi sama-sama menggunakan logika.
b. Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
1. Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2. Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
3. Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.
B. Paragraf  Naratif        
a. Pengertian Paragraf Naratif
Narasi dapat diartikan sebagai cerita.Sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah itu. (Nurudin. 2010 :71)Paragraf naratif di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Naratif Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk me-nggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran para pembaca sesudah membaca cerita tersebut ( Keraf, 2007:186).
2. Naratif Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk mem-berikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat ter-sembunyi kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau merasakan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa tertentu..
b. Ciri-Ciri Paragraf Naratif
ü  Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diceritakan;
ü  Kejadian diurutkan sesuai urutan waktu atau urutan peristiwa;
ü  Tidak hanya terdapat pada karya fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.
C. Paragraf  Deskriptif
a. Pengertian Paragraf Deskriptif
Deskriptif dapat diartikan sebagai gambaran, ulasan atau rincian. Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60). Tujuan paragraf deskriptif adalah pembaca memperoleh kesan atau informasi sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya, sehingga seolah-olah pembaca melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut untuk mencapai kesan yang sempurna. Penulis deskriptif menggambarkan obyek sesuai dengan kesan, fakta, dan citraan.
b. Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
ü  Menggambarkan sesuatu secara detail;
ü  Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
ü  Membuat pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
c. Bentuk Tulisan Paragraf Deskriptif
·         Deskripsi Imajinatif atau Impresionis
Deskripsi Imajinatif atau Impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
·         Deskripsi faktual atau ekspositoris
Deskripsi faktual atau ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat memba-yangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
D. Paragraf  Eksposisi
a. Pengertian Paragraf Eksposisi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan  (misalnya sebuah karangan) (Nurudin, 2010:67). Paragraf eksposisi adalah  jenis paragraf yang bertujuan untuk menerangkan dan menjelaskan sesuatu pemasalahan terhadap pembaca agar pembaca mendapatkan gambaran  dan penjelasan detail tentang suatu permasalahan yang dimaksudkan pengarang.
b. Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi
o   Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
o   Bertujuan untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
o   Bahasa tulisan disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
o   Tulisan atau karangan bersifat netral  dan  tidak memihak ataupun memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.
c. Bentuk Tulisan Paragraf eksposisi
1. Pola pengembanga umum-khusus (Deduksi)
Pada pola ini  paragraf eksposisi dikembangkan berdasar-kan hal-hal yang bersifat umum, kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat pendukung yang khusus.
2. Pola pengembangan khusus-umum (Induksi)
Pola paragraf yang dikembangkan berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus, kemudian dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum.
3. Pola perbandingan
Paragraf eksposisi yang isinya merupakan perbandingan antara kelebihan dan kekurangan, kerugian dan keuntungan, serta kesamaan dan perbedaan.
4. Pola analogi
Paragraf eksposisis yang menunjukkan kesamaan-kesamaan dua hal yang bersamaan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kasamaan segi ataupun fungsi.
5. Pola pertentangan atau kontras
Paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu.)
6. Pola pengembangan klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan hal-hal yang mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
7. Pola pengembangan proses
Pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu.
8. Pola pengembangan definisi
Paragraf yang berupa pengertian atas istilah yang terkandung dalam kalimat topik yang memerlukan penjelasan panjang agar maknanya tersampaikan kepada pembaca.

9. Pola pengembangan contoh atau ilustrasi
Paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya, umpamanya,misalnya).
10. Pola pengembangan sebab akibat                          
Pola pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengemba-ngannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, se-dangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemu-kakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar