RESUME PRAANGGAPAN, IMPLIKATUR DAN
INFERENSI DEIKSIS
Oleh : Kiki Andri Yani ( 136828 )
A. PRAANGGAPAN
Praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to
pre-suppose, yang dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga
sebelumnya), dalam arti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia
sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang kawan bicara atau hal yang
dibicarakan.
Selain definisi tersebut, beberapa definisi lain tentang
praanggapan di antaranya adalah: Levinson (dikutif Nababan, 1987:48) memberikan
konsep praanggapan yang disejajarkan maknanya dengan presupposition sebagai
suatu macam anggapan atau pengetahuan latar belakang yang membuat suatu
tindakan, teori, atau ungkapan mempunyai makna. George Yule (2006:43)
menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan
oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki
presuposisi adalah penutur bukan kalimat. Dari beberapa definisi praanggapan di
atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal
penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami
oleh mitra tutur.Menurut Chaika (1982:76), dalam beberapa hal, maka wacana
dapat dicari melalui praanggapan. Ia mengacu pada makna yang tidak dinyatakan
secara eksplisit.
Contoh:
(2a) “Ayah saya datang dari Surabaya”.
(3a) “Minuman nya sudah selesai”.
Dari contoh (2a)
praanggapan adalah: (1) saya mempunyai ayah; (2) Ayah ada disurabaya. Pada
contoh (3a) praanggapannya adalah silahkan diminum. Oleh karena itu, fungsi
praanggapan ialah membantu mengurangi hambatan respons orang terhadap
penafsiran suatu ujaran.
1.
Jenis-jenis Praanggapan
Praanggapan (presuposisi) sudah diasosiasikan dengan
pemakaian sejumlah besar kata, frasa, dan struktur (Yule, 2006:46). Selanjutnya
Gorge Yule mengklasifikasikan praanggapan ke dalam 6 jenis praanggapan, yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi
faktif, presuposisi non-faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural,
dan presuposisi konterfaktual.
a.
Presuposisi Esistensial
Presuposisi (praanggapan) eksistensial adalah pranggapan
yang menunjukkan eksistensi/ keberadaan/ jati diri referen yang diungkapkan
dengan kata yang definit.
a. Orang itu
berjalan
b. Ada orang
berjalan
b. Presuposisi
Faktif
Presuposisi (praanggapan) faktif adalah praanggapan di
mana informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap sebagai
suatu kenyataan.
- Dia tidak menyadari bahwa ia sakit
- Dia sakit
a. Kami menyesal mengatakan kepadanya
b. Kami mengatakan kepadanya
c. Presuposisi
Leksikal
Presuposisi (praanggapan) leksikal dipahami sebagai
bentuk praanggapan di mana makna yang dinyatakan secara konvensional
ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan)
dipahami.
a. Dia berhenti merokok
b. Dulu dia biasa merokok
a. Mereka mulai mengeluh
b. Sebelumnya mereka tidak mengeluh
d. Presuposisi
Non-faktif
Presuposisi (praanggapan) non-faktif adalah suatu
praanggapan yang diasumsikan tidak benar.
a. Saya membayangkan bahwa saya kaya
b. Saya tidak kaya
a. Saya membayangkan berada di Hawai
b. Saya tidak berada di Hawai
e. Presuposisi
Struktural
Presuposisi (praanggapan) struktural mengacu pada
sturktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai praanggapan secara
tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan
kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat tanya, secara konvensional
diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan di mana) seudah diketahui
sebagai masalah.
a. Di mana Anda membeli sepeda itu?
b. Anda membeli sepeda
a. Kapan dia
pergi?
b. Dia pergi
f. Presuposisi
konterfaktual
Presuposisi (praanggapan) konterfaktual berarti bahwa
yang di praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan
(lawan) dari benar atau bertolak belakang dengan kenyataan.
(14) a. Seandainya
B. IMPLIKATUER
Konsep implikatur
kali pertama dikenalkan oleh H.P. Grice (1975) untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang tidak dapat
diselesaikan oleh teori semantik biasa. Implikatur dipakai untuk
memperhitungkan apa yang disarankan atau apa yang dimaksud oleh penutur sebagai
hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan secara harfiah Brown dan Yule
(1983:1. Sebagai contoh, kalau ada ujaran panas disini bukan? Maka secara
implisit penutur menghendaki agar mesin pendingin di hidupkan atau jendela
dibuka.Makna tersirat (implied meaning) atau implikatur adalah makna atau pesan
yang tersirat dalam ungkapan lisan dan atau wacana tulis. Kata lain implikatur
adalah ungkapan secara tidak langsung yakni makna ungkapan tidak tercermin
dalam kosa kata secara literal (Ihsan, 2011:93)
Contoh:
(a) Dia orang
Palembang karena itu dia pemberani.
Pada contoh (a) tersebut, penutur tidak secara langsung
menyatakan bahwa suatu ciri (pemberani) disebabkan oleh ciri lain (jadi orang
Palembang), tetapi bentuk ungkapan yang dipakai secara konvensional
berimplikasi bahwa hubungan seperti itu ada. Kalau individu itu dimaksud orang
Palembang dan tidak pemberani, implikaturnya yang keliru tetapi ujaran tidak
salah.
Contoh:
(b) Minumnya sudah
tersedia, Pak!
Pada contoh (b) tersebut, Anda tentu akan mengatakan
bahwa orang yang mengucapkan kalimat itu sedang memberitahukan bahwa minuman
telah telah selesai dihidangkan. Yang menjadi persoalan kita bbukan apakah
orang itu telah selesai atau belum selesai menghidangkan minuman tetapi apa
maksud ucapan itu sebenarnya? Nah sekarang minumannya sudah tersedia maka
silahkan diminum.
C. DEIKSIS
Deiksis adalah gejala semantik yang terdapatpada kata
ataukonstruksi yang hanyadapatditafsirkanacuannyadenganmempertimbangkankontekspembicaraan (HasanAlwi, dkk., 1998). Kata saya, sini, sekarang, misalnya,
tidak memiliki acuan
yang tetap melainkan bervariasi tergantung pada berbagai hal.
Deiksis dapat di bagi menjadi lima kategori, yaitu deiksis orang (persona), waktu (time),
tempat (place), wacana (discourse), dansosial (social) (Levinson, 1983).
Deiksis orang berkenaan dengan penggunaan kata ganti persona, seperti saya (kata ganti persona pertama), kamu
(kata ganti persona kedua).Contoh Bolehkah saya dating kerumahmu?
Kata
saya dan -mu dapat dipahami acuannya hanya apabila diketahui siapa
yang mengucapkan kalimat itu, dan kepada siapa ujaran itu ditujukan.
Deiksis waktu berkenaan dengan penggunaan keterangan waktu,
seperti kemarin, hari ini, dan besok.Contoh,
Bukankah besok hari libur? Kata
besokmemilikirujukan yang jelashanyaapabiladiketahuikapankalimatitudiucapkan.
Deiksis tempat berkenaan dengan penggunaan keterangan tempat,
seperti di sini, di sana, dan di depan. Contoh duduklah
di sini!.Kata di sini memiliki acuan yang jelas hanya apabila diketahui dimana kalimat itu diujarkan.
Deiksiswacanaberkaitandenganpenggunaanungkapandalamsuatuujaranuntukmengacupadabagiandariujaran
yang mengandungungkapanitu (termasukungkapanitusendiri), sepertiberikutini,
padabagianlalu, danini.Contoh, kata that padakalimat that was the funniest
story ever heard. Penandawacana yang menghubungkankalimat yang
satudengankalimat lain. Sepertiany way, by the way, dan di
sampingitujugatermasukdalamdeiksiswacana.Deiksissosialberkenaandenganaspekujaran
yang mencerrminkanrealitassosialtertentupadasaatujaranitudihasilkan.Penggunaan
kata Bapakpadakalimat “Bapakdapatmemberikuliahhariini?”Yang
diucapkanolehseorangmahasiswakepadadosennyamencerminkandeiksissosial.Dalamcontoh
di
atasdapatdiketahuitingkatsosialpembicaradanlawanbicara.Lawanbicaramemilikitingkatsosial
yang lebihtinggidaripadapembicara.
titanium flat irons | TI - ITALIAN ART
BalasHapus› titanium grey › Tinting Art keith titanium › TI Art › TI Art › Tinting Art › TI titanium chainmail Art | TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI titanium dive knife - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI titanium chain - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - T.