Sabtu, 13 Juni 2015

RESUME PRAANGGAPAN, IMPLIKATUR DAN INFERENSI DEIKSIS



RESUME PRAANGGAPAN, IMPLIKATUR DAN INFERENSI DEIKSIS
Oleh : Kiki Andri Yani ( 136828 )

A.      PRAANGGAPAN
Praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang kawan bicara atau hal yang dibicarakan.
Selain definisi tersebut, beberapa definisi lain tentang praanggapan di antaranya adalah: Levinson (dikutif Nababan, 1987:48) memberikan konsep praanggapan yang disejajarkan maknanya dengan presupposition sebagai suatu macam anggapan atau pengetahuan latar belakang yang membuat suatu tindakan, teori, atau ungkapan mempunyai makna. George Yule (2006:43) menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki presuposisi adalah penutur bukan kalimat. Dari beberapa definisi praanggapan di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur.Menurut Chaika (1982:76), dalam beberapa hal, maka wacana dapat dicari melalui praanggapan. Ia mengacu pada makna yang tidak dinyatakan secara eksplisit.
Contoh:
(2a) “Ayah saya datang dari Surabaya”.
(3a) “Minuman nya sudah selesai”.
 Dari contoh (2a) praanggapan adalah: (1) saya mempunyai ayah; (2) Ayah ada disurabaya. Pada contoh (3a) praanggapannya adalah silahkan diminum. Oleh karena itu, fungsi praanggapan ialah membantu mengurangi hambatan respons orang terhadap penafsiran suatu ujaran.  
1. Jenis-jenis Praanggapan
Praanggapan (presuposisi) sudah diasosiasikan dengan pemakaian sejumlah besar kata, frasa, dan struktur (Yule, 2006:46). Selanjutnya Gorge Yule mengklasifikasikan praanggapan ke dalam 6 jenis praanggapan,  yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non-faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural, dan presuposisi konterfaktual.
a. Presuposisi Esistensial
Presuposisi (praanggapan) eksistensial adalah pranggapan yang menunjukkan eksistensi/ keberadaan/ jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit.
 a. Orang itu berjalan
 b. Ada orang berjalan

b. Presuposisi Faktif
Presuposisi (praanggapan) faktif adalah praanggapan di mana informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap sebagai suatu kenyataan.
- Dia tidak menyadari bahwa ia sakit
- Dia sakit
a. Kami menyesal mengatakan kepadanya
b. Kami mengatakan kepadanya
c. Presuposisi Leksikal
Presuposisi (praanggapan) leksikal dipahami sebagai bentuk praanggapan di mana makna yang dinyatakan secara konvensional ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan) dipahami.
a. Dia berhenti merokok
b. Dulu dia biasa merokok
a. Mereka mulai mengeluh
            b. Sebelumnya mereka tidak mengeluh
d. Presuposisi Non-faktif
Presuposisi (praanggapan) non-faktif adalah suatu praanggapan yang diasumsikan tidak benar.
a. Saya membayangkan bahwa saya kaya
b. Saya tidak kaya
a. Saya membayangkan berada di Hawai
            b. Saya tidak berada di Hawai
e. Presuposisi Struktural
Presuposisi (praanggapan) struktural mengacu pada sturktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai praanggapan secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat tanya, secara konvensional diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan di mana) seudah diketahui sebagai masalah.
a. Di mana Anda membeli sepeda itu?
b. Anda membeli sepeda
 a. Kapan dia pergi?
            b. Dia pergi
f. Presuposisi konterfaktual
Presuposisi (praanggapan) konterfaktual berarti bahwa yang di praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan (lawan) dari benar atau bertolak belakang dengan kenyataan.
(14) a. Seandainya

B.       IMPLIKATUER
Konsep implikatur  kali pertama dikenalkan oleh H.P. Grice (1975) untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori semantik biasa. Implikatur dipakai untuk memperhitungkan apa yang disarankan atau apa yang dimaksud oleh penutur sebagai hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan secara harfiah Brown dan Yule (1983:1. Sebagai contoh, kalau ada ujaran panas disini bukan? Maka secara implisit penutur menghendaki agar mesin pendingin di hidupkan atau jendela dibuka.Makna tersirat (implied meaning) atau implikatur adalah makna atau pesan yang tersirat dalam ungkapan lisan dan atau wacana tulis. Kata lain implikatur adalah ungkapan secara tidak langsung yakni makna ungkapan tidak tercermin dalam kosa kata secara literal (Ihsan, 2011:93)
Contoh:
(a)  Dia orang Palembang karena itu dia pemberani.
Pada contoh (a) tersebut, penutur tidak secara langsung menyatakan bahwa suatu ciri (pemberani) disebabkan oleh ciri lain (jadi orang Palembang), tetapi bentuk ungkapan yang dipakai secara konvensional berimplikasi bahwa hubungan seperti itu ada. Kalau individu itu dimaksud orang Palembang dan tidak pemberani, implikaturnya yang keliru tetapi ujaran tidak salah.
Contoh:
(b)  Minumnya sudah tersedia, Pak!
Pada contoh (b) tersebut, Anda tentu akan mengatakan bahwa orang yang mengucapkan kalimat itu sedang memberitahukan bahwa minuman telah telah selesai dihidangkan. Yang menjadi persoalan kita bbukan apakah orang itu telah selesai atau belum selesai menghidangkan minuman tetapi apa maksud ucapan itu sebenarnya? Nah sekarang minumannya sudah tersedia maka silahkan diminum.
C.      DEIKSIS
Deiksis adalah gejala semantik yang terdapatpada kata ataukonstruksi yang hanyadapatditafsirkanacuannyadenganmempertimbangkankontekspembicaraan (HasanAlwi, dkk., 1998). Kata saya, sini, sekarang, misalnya, tidak memiliki acuan yang tetap melainkan bervariasi tergantung pada berbagai hal.
Deiksis dapat di bagi menjadi lima kategori, yaitu deiksis orang (persona), waktu (time), tempat (place), wacana (discourse), dansosial (social) (Levinson, 1983). Deiksis orang berkenaan dengan penggunaan kata ganti persona, seperti saya (kata ganti persona pertama), kamu (kata ganti persona kedua).Contoh Bolehkah saya dating kerumahmu?
Kata saya dan -mu dapat dipahami acuannya hanya apabila diketahui siapa yang mengucapkan kalimat itu, dan kepada siapa ujaran itu ditujukan.
Deiksis waktu berkenaan dengan penggunaan keterangan waktu, seperti kemarin, hari ini, dan besok.Contoh, Bukankah besok hari libur? Kata besokmemilikirujukan yang jelashanyaapabiladiketahuikapankalimatitudiucapkan.
Deiksis tempat berkenaan dengan penggunaan keterangan tempat, seperti di sini, di sana, dan di depan. Contoh duduklah di sini!.Kata di sini memiliki acuan yang jelas hanya apabila diketahui dimana kalimat itu diujarkan.
Deiksiswacanaberkaitandenganpenggunaanungkapandalamsuatuujaranuntukmengacupadabagiandariujaran yang mengandungungkapanitu (termasukungkapanitusendiri), sepertiberikutini, padabagianlalu, danini.Contoh, kata that padakalimat that was the funniest story ever heard. Penandawacana yang menghubungkankalimat yang satudengankalimat lain. Sepertiany way, by the way, dan di sampingitujugatermasukdalamdeiksiswacana.Deiksissosialberkenaandenganaspekujaran yang mencerrminkanrealitassosialtertentupadasaatujaranitudihasilkan.Penggunaan kata Bapakpadakalimat “Bapakdapatmemberikuliahhariini?”Yang diucapkanolehseorangmahasiswakepadadosennyamencerminkandeiksissosial.Dalamcontoh di atasdapatdiketahuitingkatsosialpembicaradanlawanbicara.Lawanbicaramemilikitingkatsosial yang lebihtinggidaripadapembicara.

1 komentar:

  1. titanium flat irons | TI - ITALIAN ART
    titanium grey › Tinting Art keith titanium › TI Art › TI Art › Tinting Art › TI titanium chainmail Art | TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI titanium dive knife - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI titanium chain - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - TI - T.

    BalasHapus